lundi 8 juillet 2013

Soccer is My Friend



Setelah absen menulis setelah sekian lama, saya merasa kini saatnya memulai kembali sebuah kebiasaan baik. Ya, terakhir kali coretan di blog ini adalah semasa saya masih bergabung di ”Mission Jeanne d’Arc”, saat masih on board di kapal Perancis. Mimpi menyelesaikan kisah saya semasa saya belajar di Angkatan Laut Perancis pun tidak (/belum) terselesaikan. Mungkin suatu saat nanti saya akan melanjutkan kisah saya tersebut.

Sebagai informasi buat para pembaca blog saya ini, saya sekarang bertugas di Lebanon, sebagai salah satu pasukan perdamaian. Kebetulan kapal saya ditunjuk untuk bergabung sebagai salah satu kapal PBB. Yang bertugas mengamankan perairan Lebanon dari kemungkinan penyelundupan senjata ilegal dan barang-barang berbahaya sejenis.

Berangkat dari Surabaya tanggal 5 Maret 2013, berarti sudah 120 hari terlewati dari total delapan bulan rencana penugasan kami. Artinya, hari saya menulis sekarang ini adalah tepat setengah masa penugasan yang direncanakan. 120 hari bisa dibilang cepat, bisa juga dibilang lama. Saya merasakan hari-hari yang sudah terlalui berjalan cepat apabila menengok kembali ke belakang. Namun apabila harus menatap ke 120 hari berikutnya yang harus dilalui, jalan panjang masih terpampang di depan mata.

Bagi manusia normal delapan bulan adalah waktu yang tidak sedikit untuk dilewatkan. Begitu pun yang saya rasakan. Namun bagi prajurit Angkatan Laut yang sudah  “niat ingsun » mengabdikan sebagian hidupnya di laut, waktu selama itu adalah tantangan tersendiri. Beruntung saya hidup di jaman internet. Di mana komunikasi bisa dilaksanakan di mana saja dan kapan saja. Hari-hari saya di kapal sangat terbantu oleh internet. Blackberry messenger yang sedang mewabah di Indonesia bisa dilaksanakan dengan lancar (walaupun tidak selancar jaringan Telkomsel, nah ?!)

Internet juga sangat membantu hari-hari saya di kapal. Yang paling gress, saya berhasil menemukan kenangan masa kecil saya yang sudah lama terlupakan : Captain Tsubasa !!! Haha, saya sekarang sedang menekuni komik Captain Tsubasa lagi ! Sepintas seperti kegiatan iseng biasa yang tidak bermakna. Namun, dari setiap hal, selalu saja ada hal positif yang bisa diambil. Begitu juga dari komik yang  bercerita tentang seorang anak SD Nankatsu yang bermimpi menjadi seorang pesepakbola profesional itu.

Dalam cerita itu, Tsubasa Oozora, sang tokoh, sangat mencintai sepak bola.  Bagi dirinya, sepakbola adalah kesenangan, kesenangan yang bisa melambungkannya ke mimpi-mimpi yang selama ini diidamkan. Berbeda dengan koleganya, Kojiro Hyuga. Seorang striker yang tak kalah hebatnya. Namun, Hyuga memperlakukan sepakbola sebagai alat. Alat untuk menyelesaikan masalah ekonomi keluarganya. Alat untuk mendapatkan beasiswa. Tsubasa beda. Dia sangat mencintai sepakbola, dia menjadikan bola sebagai teman. Dan akhirnya Tsubasa sangat sukses berkarier sebagai pesepakbola.

Pesan moralnya : Cintailah pekerjaanmu, jangan jadikan pekerjaanmu sebagai alat. Semua sudah ada yang mengatur. Manusia hanya harus mencintai.  

1 commentaire:

  1. Salam kenal mas...
    Sukses terus ngblog nya...
    rajin2 update yak... saya follow loh...

    RépondreSupprimer