mardi 1 mai 2012

Pelajaran moral dari sebuah Quiz

La Reunion,
Setelah dua minggu bergelut dengan kegiatan dan praktek jaga, barulah sekarang ada waktu luang untuk menyambung cerita “petualangan” saya ini.  Bagaimana tidak sibuk, pada etape ke-3, tepatnya dari Djibouti ke Mombassa, kami semua disibukkan dengan padatnya jadwal belajar. Semakin menjadi sibuk di akhir pelayaran karena ternyata di etape tersebut kami harus menempuh “sedikit” evaluasi berupa Quiz.
Pelajaran yang diujikan pun bukan main-main, ada sekitar empat pelajaran di mana 60 persen di antaranya saya tidak mengerti sama sekali. Salah satu pelajaran yang tidak saya mengerti adalah pelajaran tentang kepersonaliaan di Angkatan Laut Perancis, yang mana sebenarnya tidak akan saya gunakan di Indonesia. Karena pada saat kursus saya cenderung menyepelekan pelajaran tersebut, akhirnya selama empat hari sebelum quiz saya harus melembur mengejar ketertinggalan saya.
Selama empat hari itu pula saya jadi pengunjung tetap ruang kelas yang saya jarang sekali mengunjunginya pada malam hari selesai makan malam. Suasana ujian di sini memang benar-benar terasa. Ruang kelas yang biasanya lengang pada malam hari mendadak penuh sesak oleh para Kadet yang sedang belajar. Maklum, karena hasil ujian yang mereka dapatkan akan sangat berpengaruh bagi penempatan mereka. Dan, pada malam terakhir sebelum ujian itu saya mencatatkan diri sebagai orang terakhir yang berada di salah satu kelas dari empat kelas yang tersedia di zone état-major (ZEM).
ZEM sebenarnya adalah sebuah ruang Pos Komando yang digunakan untuk merencanakan dan menjalankan sebuah operasi, baik itu operasi intern angkatan perang Perancis maupun operasi di tingkat NATO. Dengan luas area sebesar  850 meter persegi, untuk kepentingan EAOM ini disulap menjadi sebuah ruang konferensi yang biasa digunakan sebagai kelas gabungan, empat buah kelas dengan kapasitas masing-masing 20 siswa dan sebuah ruang komputer.
Di ruang komputer inilah sebenarnya pusat tempat belajar para Kadet. Karena ruang komputer ini sangat sensitif terhadap sirkulasi pertukaran data, ruang ini dibedakan menjadi empat area berdasarkan tingkat kerahasiaan data. Area pertama adalah area terbuka, terdiri dari lima buah komputer yang bisa digunakan untuk mengakses internet 24 jam non-stop. Inilah area terfavorit bagi kami semua, hingga rela mengantri hanya untuk dapat melihat halaman facebook pada saat sedang di atas laut. Area kedua adalah area LAN terbatas. Di sinilah tempat belajar untuk saling mengakses materi-materi pelajaran yang telah disalin oleh para instruksi ke jaringan LAN tersebut. Terdapat 30 laptop Lenovo di area ini yang saling terhubung jaringan LAN. Area ketiga adalah area terbatas INTRAMAR. Terhubung dengan jaringan Angkatan Laut Perancis, digunakan Kadet Perancis untuk mengakses website EAOM dan juga email internal mereka. Tersedia sepuluh laptop, hanya dapat digunakan oleh Kadet Perancis, kecuali satu komputer untuk siswa asing yang sudah dimodifikasi aksesnya. Area keempat adalah area rahasia, hanya dapat diakses oleh mereka yang berkewarganegaraan Perancis, tertutup di sebuah bilik kecil, sehingga saya tidak mengetahui berapa jumlah laptop di dalamnya. Selain laptop, kami juga dilengkapi dengan sebuah mesin printer laser besar yang dapat diakses oleh siapapun juga, yang terhubung dengan seluruh laptop dan komputer yang terdapat di ruangan tersebut. Mantap, kan fasilitasnya ?
Kembali ke soal quiz, akhirnya tibalah juga saat yang ditunggu-tunggu. Target saya waktu itu adalah hanya mengerjakan sebaik mungkin sebisa saya. Pelaksanaan ujian dilaksanakan per grup yang terdiri dari sekitar 15 orang secara bersamaan di kelas yang berbeda. Selama quiz yang saya saksikan adalah luar biasa bagi saya. Tidak ada diskusi, tidak ada tanya jawab antar peserta ujian ! Benar-benar hening, walaupun yang menjaga ujian “hanya” seorang bintara. Mereka hanya berpikir tentang diri mereka, tidak ada yang namanya gotong royong, tidak ada yang namanya kekeluargaan. Karena saya yakin betul soal yang keluar tidaklah mudah, bahkan bagi mereka sekali pun. Biar pun begitu tidak terlihat sedikit pun usaha untuk melirik ke teman sebelah walaupun kami hanya terpisah setengah meter dari teman sebelah kami.
Sungguh hebat. Dengan beban harus mendapatkan nilai baik untuk nilai akhir pendidikan mereka, mereka tidak terpancing untuk melakukan hal-hal yang “memalukan”. Dan akhirnya, kami-kami yang berasal dari budaya yang “berbeda” dari mereka dalam soal ujian, berhasil mereka pengaruhi untuk mengikuti cara mereka mengerjakan sebuah ujian. Salut !
Jadi teringat film Bollywood yang berjudul 3 idiots. Cerita tentang seorang jenius yang tidak memikirkan nilai yang didapat, penuh masalah dengan dosen “killer”nya yang bernama Virus, namun akhirnya berhasil menjadi nomor satu dan mendapatkan bolpoin astronot dari dosennya tersebut. Bolpen tersebut konon hanya akan diberikan kepada mahasiswa yang benar-benar luar biasa. Dan, konon selama 20 tahun menjadi dosen, belum pernah Virus menemukan mahasiswa yang pantas untuk mendapatkan bolpoin keramat itu. Sebelum akhirnya dia benar-benar menyerahkannya pada seorang mahasiswa bebal namun jenius, yang tidak pernah memikirkan nilai, hanya ilmu, ilmu dan ilmu.
Moral, kunci untuk memajukan sebuah bangsa. Selain moral yang berkaitan dengan hal-hal "tanda petik", kejujuran juga memegang peranan penting. Karena dengan jujur kita akan berusaha bersaing dengan sportif. Dan persaingan yang sportif akan membawa kemajuan yang benar-benar. Memang tidak gampang untuk  mengubah mental yang sudah mendarah daging. Namun, asal ada kemauan, kita pasti akan bisa berubah. Jangan pernah takut untuk menjadi berbeda dari yang lain, ose la différence, asal berbeda untuk hal baik. Paling dekat dapat kita mulai dengan membina anak-anak kita. Semoga saya nanti tidak pernah menuntut nilai sekolah yang baik dari anak saya. Kejujuran adalah nomor satu, syukur-syukur kalau dibarengi dengan nilai yang bagus.
Sekian dari saya,  yang menulis cerita ini ditemani oleh lagu-lagu dari Mr. Big dari album What if… ditulis waktu sandar di kepulauan La Reunion, salah satu pulau « jajahan » Perancis.
Salam kejujuran !

Aucun commentaire:

Enregistrer un commentaire