BPC Dixmude,
Nama EAOM ini sudah terngiang-ngiang di
telinga saya sejak saya Kadet tingkat II di AAL. Waktu itu, Kadeppel (Kepala
Departemen Pelaut) saya adalah Kolonel Laut (P) Hardjo Susmoro. Beliau sering
bercerita mengenai pengalaman sekolah di Perancis, EAOM maupun CID. Pernah
melaksanakan wajib kunjung di kediaman beliau, beliau banyak bercerita mengenai
pengalaman mengikuti pendidikan di Perancis, yang membuat saya jadi ingin pergi
ke Perancis, paling tidak merasakan bagaimana suasana belajar di sana.
Hal itulah yang membuat saya mengikuti
kursus bahasa Perancis di CCCL maupun di Pusdiklat Bahasa Kemhan. Dengan satu
tujuan, suatu saat mendapat kesempatan belajar di Perancis. Dan, di sinilah
saya sekarang, berada di geladak BPC Dixmude, melaksanakan misi Jeanne d’Arc.
Sebenarnya apa sih EAOM ? EAOM adalah
singkatan dari Ecole d’Application des Officiers de Marine, yang dalam bahasa
Indonesianya boleh disebut sebagai « Sekolah Aplikasi Perwira Angkatan
Laut ». EAOM adalah sebuah bagian dalam kalendar pendidikan Ecole Navale
(AAL Perancis) untuk para Kadet tingkat akhir, atau istilah
simpelnya « magang ». EAOM ini digunakan sebagai bekal penugasan
yang mana mereka melaksanakan operasi yang lama dan jauh, yang belum pernah
dilaksanakan oleh para Kadet tersebut.
EAOM ini dulunya menggunakan kapal latih
Perancis yang terkenal, Jeanne d’Arc, dan sebuah kapal frigate antikapal selam
George Leyques. Jeanne d’Arc adalah jenis kapal induk helicopter, yang mana
saya pernah beruntung mengunjunginya pada tahun 2005 pada saat saya singgah di
Brest dalam KJK Luar Negeri 2005. Namun, pada tahun 2009 Jeanne d’Arc
melaksanakan misi EAOM terakhirnya, sebelum akhirnya dipensiunkan. Setelah
Jeanne d’Arc tidak aktif, Perancis tidak punya lagi kapal latih sekelas Jeanne
d’Arc yang bisa digunakan untuk EAOM, yang mempunyai akomodasi untuk kurang
lebih 150 siswa. Salah satu alasannya adalah karena cost yang tinggi untuk membuat kapal baru yang (hanya) digunakan
sebagai kapal latih. Namun program EAOM ini tetap harus dilaksanakan setiap
tahunnya.
Solusinya adalah menggunakan kapal perang
yang operasional, yang mempunyai akomodasi yang cukup untuk mengangkut para
Kadet. Dipilihlah kapal jenis BPC sebagai solusi. BPC adalah kependekan dari
Batiment de Projection et de Commandement, atau yang dalam bahasa Indonesianya
adalah Kapal Proyeksi Kekuatan dan Komando. Ini adalah solusi yang brilian,
karena Perancis tidak perlu membangun kapal latih baru, para Kadet tetap bisa
melaksanakan EAOM, dan sekaligus mendapat pengalaman yang sebenarnya, karena
dengan BPC, mereka diikutkan misi operasional yang sebenarnya. Tidak seperti
Jeanne d’Arc yang « hanya » sekedar muhibah. Namun misi EAOM ini selama tiga tahun terakhir
(2010-2012) tetap menggunakan nama “Mission Jeanne d’Arc”
Kapal kelas BPC ini ada
tiga buah : BPC Mistral L-9013, BPC Tonnerre L-9014 dan BPC Dixmude
L-9015. Tahun 2010 EAOM menggunakan Tonnerre, 2011 dengan Mistral, dan
sekarang, 2012 berlayar menggunakan Dixmude. Kebetulan Dixmude ini adalah kapal
terakhir, yang baru diluncurkan tahun 2011 akhir, dan EAOM ini adalah misi
operasionalnya yang pertama kali. Kesimpulannya :
saya cukup beruntung dapat merasakan kapal baru, yang mana saya belum pernah
merasakannya di kapal perang Indonesia.
Trus, kegiatannya apa saja ?
Jadi EAOM 2012 ini dibagi dalam tiga fase. Yang pertama adalah pre-mission di Ecole Navale,
Lanveoc selama dua minggu. Kedua , pre-mission di Toulon selama dua minggu
juga, karena pangkalan BPC Dixmude terletak di Toulon. Yang ketiga adalah fase
laut, berlayar selama lima bulan yang akan finish di Brest pada tanggal 25 Juli
2012, insya Allah. Jadi total waktunya adalah enam bulan, belum dipotong libur
sabtu-minggu, cuti pra-misi, dsb.
Tahap pertama, yang
dilaksanakan adalah belajar di Ecole Navale. Di sana, setiap hari kami belajar,
dari jam 8.30 pagi hingga jam 5 sore. Total jam
pelajarannya adalah 8 jam pelajaran, dengan break antarjam pelajaran selama 5
hingga 10 menit. Ada juga istirahat makan siang, dari jam 12 hingga jam 1
siang. Seperti layaknya Kadet dan
kehidupan militer, kami pun mengenal apel di sini. Apel pagi jam 8 pagi, apel
siang jam 1 siang. Tahap ini saya rasakan cukup berat, utamanya masalah bahasa.
Benar-benar tidak mengerti apa yang diajarkan, padahal pelajaran-pelajaran yang
diberikan sebagian besar saya sudah terima di AAL dulu. Untungnya hari
Sabtu-Minggu libur, sehingga bisa melepaskan tekanan sejenak.
Tahap ke-2 berlangsung di Toulon, sebuah kota pesisir di
selatan Perancis, berbatasan dengan Laut Mediterania. Di sinilah pangkalan
Angkatan Laut Perancis terbesar berada.
Mulai dari kapal induk Charles de Gaulle, BPC, frigat La Fayette, kapal selam
nuklir, hingga kapal tunda pun ada di Toulon. Selama tahap ini kami belajar di
atas geladak BPC Dixmude. Program yang kami laksanakan adalah orientasi kapal
dan pelajaran kelas. Kami dibagi menjadi 4 escouade (regu) yang terdiri dari 30
siswa. Satu escouade dibagi lagi menjadi dua grup berisikan 15 siswa. Saya
masuk dalam escouade 4, grup 42. Selama di Dixmude,
saya tinggal dalam sebuah kamar berkapasitaskan enam orang. Saya satu-satunya
etranger (siswa asing) di sana. Dari 6
orang tadi, 3 orang korps pelaut, 2 orang korps teknik, dan seorang lagi korps
suplai. Satu kamar berarti satu escouade dan satu grup. Dalam tahap ini,
praktis kami laksanakan selama delapan hari, sisanya adalah libur sabtu-minggu
dan long-weekend, sebagai persiapan penugasan jauh.
Tahap ke-3 adalah tahap inti, yaitu
berlayar. Tahun 2012 ini, rute pelayaran EAOM adalah berkeliling negara-negara
Afrika, ke selatan hingga Tanjung Harapan, ke barat hingga ke Brasil, kembali
ke utara untuk kembali menuju ke Perancis. Rincian kota-kota yang akan kami
kunjungi selama tahap laut adalah sebagai berikut : Beirut-Libanon,
Jibouti-Jibouti, Mombassa-Kenya, Port Victoria, Le Port, Cape Town, Rio de Janeiro,
Abidjan, Dakkar, Lisbon hingga terakhir di Brest. Total waktu berlayar adalah
105 hari dan lama sandar adalah 37 hari.
Selama fase ketiga ini kami akan
menggunakan dua kapal untuk berlatih, BPC Dixmude dan FASM (Fregate antikapal
selam) George Leyques. Masing-masing escouade akan mencicipi dua kali onboard
di George Leyques, yang mana kami akan melaksanakan tugas jaga, baik jaga di
anjungan maupun di PIT. Sedangkan selama di BPC Dixmude kami akan melaksanakan
pelajaran kelas dan juga melaksanakan pekerjaan harian di Departemen-Departemen
di kapal yang akan digilir. Di Dixmude juga kami akan melaksanakan tugas dinas
anjungan dan PIT selama dua kali (dua etape), sesuai escouade masing-masing.
Untuk escouade saya, saya akan berada di George Leyques pada saat etape Beirut
– Djibouti dan Cape Town – Rio de Janeiro. Sedangkan tugas jaga di Dixmude pada saat etape Mombassa – Le Port dan
Abidjan – Dakkar.
Kami juga akan terlibat
dalam misi penumpasan perompak di Somalia dan juga misi-misi bilateral Perancis
dengan Arab Saudi, Pantai Gading dan Brasil. Selain itu akan diadakan latihan
pendaratan di Djibouti, bersama-sama dengan Kadet Angkatan Darat tingkat akhir yang
berjumlah 10 orang, yang juga onboard di Dixmude. Belum tahu apakah nantinya kami,
siswa asing, akan dilibatkan atau tidak, semoga tidak harap saya. Karena saya tidak membawa peralatan tempur seperti mereka. Karena
latihan akan dilaksanakan selama tiga hari, berbivak di tenda seperti layaknya
prajurit Angkatan Darat ataupun Marinir berlatih.
Itulah garis besar yang bisa saya tuliskan
di sini untuk tahap laut. Belum terlalu detail memang karena belum saya alami. Untuk
cerita-cerita di dalamnya akan saya tuliskan nanti seiring dengan berjalannya
waktu.
Aucun commentaire:
Enregistrer un commentaire