samedi 10 mars 2012

Pembersihan !


07.00 tepat waktu kapal. Siaran kapal berbunyi nyaring.

- Branle-bas… branle-bas… 

Siaran kapal tersebut membangunkan seluruh penghuni kapal ini. Branle-bas adalah waktu bangun pagi, setiap hari jam tujuh pagi. Seperti biasanya, perwira jaga anjungan pada saat itu mengumumkan, juga lewat siaran kapal, bagaimana keadaan cuaca saat itu, kegiatan apa yang akan dilaksanakan pada hari itu, dsb. Setelah sang paga anjungan selesai memberi pengumuman, ada perhatian tambahan yang berasal dari Komandan kapal.

- Kepada seluruh prajurit, di sini Komandan. Kemarin malam saya melaksanakan pemeriksaan ke seluruh kapal. Saya sedikit kecewa dengan kondisi kebersihan kapal, yang sangat jauh menurun dibandingkan pada saat keberangkatan. Dihimbau kepada seluruh ABK, termasuk prajurit Angkatan Darat dan seluruh pasis, agar melaksanakan pembersihan sesuai sektor masing-masing. Pembersihan dilaksanakan setelah apel pagi.

Pembersihan. Istilah ini sudah akrab di telinga saya sejak tahun 2003, tepatnya sejak saya resmi masuk lembah tidar di Magelang. Dan kata tersebut semakin akrab dengan saya ketika saya masuk AAL, lebih-lebih ketika saya sudah berdinas di KRI. Bagi kami, pembersihan ini sangat penting, demi menjaga aset Negara yang dititipkan kepada kami ini. Dan, ternyata hal itu juga berlaku di Angkatan Laut Perancis, la Marine Nationale.

Sehabis apel pagi, kami langsung menuju ke poste de propreté (sektor pembersihan) masing-masing. Saya mendapat sektor pembersihan di kamar saya sendiri, bersama seorang kawan Perancis. Sebenarnya menurut penilaian saya, kapal ini masih sangat-sangat bersih, terbukti saya hanya membutuhkan waktu kurang dari 10 menit untuk membersihkan kamar saya. Dan satu kamar seharusnya cukup ditangani oleh seorang saja.

Di Perancis, yang namanya kamar mandi dan WC harus kering. Kalau basah berarti belum dibersihkan. Maka yang harus dilakukan adalah mengepel hingga kering. Alat pel, ember dan obat pel disediakan oleh pihak sekolah, kami tinggal memakainya setiap hari. Sapu pun ada, hanya bentuknya yang aneh, dan juga tidak ada cikrak. Jadi untuk mengambil debu dan kotoran harus memakai tisu WC untuk kemudian dibuang ke tempat sampah. Tempat sampah kami biarkan seperti adanya, karena tidak mungkin untuk membuang sampah di laut.

Selesai urusan saya, saya berangkat ke kelas untuk mengikuti pelajaran. Yang saya lihat luar biasa sekali, seluruh orang yang saya jumpai melaksanakan pembersihan, di koridor, di tangga, seluruhnya sibuk dengan aktivitas masing-masing. Di ruang kelas,seluruh Pasis juga masih sibuk melaksanakan pembersihan, menyapu, mengepel, membersihkan kaca. Tidak ada yang nyoro ! Karena di sini ada yang namanya Capitaine d'Arme, sang penegak disiplin. Jadi teringat masa-masa saya Kadet dulu, di mana pembersihan adalah yang terpenting. Sampai ada jargon : Intinya ?? Pembersihan dan sikap patah-patah ! Hehe…

Dan, setiap pagi pun kami melaksanakan rutinitas seperti itu, pembersihan dan pembersihan.

Aucun commentaire:

Enregistrer un commentaire